wajah yang selalu ceria, manis dan penuh gurau senda tetiba terhumban ke ribaku dengan titisan airmata. butir-butir mutiara menitis laju bersama sendu. sepasang mata bundar yang selalu bersinar kini suram, sayu, pilu. tanpa kata, tanpa suara... isyaratmu telah mama terima. apalagi yang mampu menyayukan hati pada usia ini kalau bukan hebatnya penangan cinta!
gadisku....meski jemariku mengusap rambut ikalmu, sebenarnya mama membelai dan merawat hati dan emosimu yang luka. perlukah bersedih begini sayangku? perlukah meratapi cinta yang kita tak punya? perlukah menguburkan seluruh cinta anugerah Tuhan paling agung semata-mata kerana dia melangkah pergi? hanya satu yang hilang, dan ternyata kau masih punya ratusan cinta yang sentiasa meraikan hatimu.....
gadisku....teman datang dan pergi, pengalaman suka duka datang dan pergi, guru-guru datang dan pergi...perlukah kita tangisi semuanya? ini lumrah hidup. luka di hatimu bagai seurat selumbar, sakit...apabila dibuang, esoknya sembuh semula. pengalaman yang kau alami ini sangat berharga, berharga untuk kau jadikan penawar menempuh kesakitan dan kegagalan yang bakal menghentam hidupmu. lebih banyak dugaan dalam hidup, lebih bermakna hidup ini.
gadisku....hapuskan airmata itu. mama ada di sisi. bukankah cinta dan sayang mama mampu mengatasi cinta picisan yang lain? Allah ada di hatimu. bukankah cinta Ilahi yang memimpin kita jalan ke syurga, bukan cinta gelandangan yang merempat di pinggir jalan? muhasabahlah cintamu....yakinlah, yang pergi itu sebenarnya yang cacat dan pincang buatmu.....
No comments:
Post a Comment