malam malam pilu menjengok lagi
merobek-robek dada
nafas hempas menghempas
melumpuh jiwa buat sekian kalinya...
wajah yang dirindu
hadir dalam kelam
dibelai dicumbu
diamuk dendam asmara menggila
di balik tirai malam yang kejam jahanam
tanpa belas mencantas pertemuan
tersadung dan tersungkur
di kaki langit rindu tak bertepi...
hari hari pilu ditunggu jua
fikirnya makin keliru dan celaru
wajah itu hadir , pergi dan berlari
nun jauh meninggalkannya
igaunya di hujung malam
sembilu rindu menghiris hiris
desah nafasnya bergelombang lagi...
makin keras , makin menghempas , makin gelora
jiwa punah dimamah rasa
hati hancur menanggung lara
tubuh longlai terbujur layu
butir-butir airmata gugur menghitung rindu
rindu yang menjalar dalam tiap urat sarafnya
gugur satu persatu
seiring nadi yang semakin lemah...
rindu yang syahdu
kini jadi racun berbisa
membunuh cintanya nan lara
yang pergi menemui ilahi
dalam gejolak sengketa durjana
tanpa kata maaf
tanpa secalit rasa bersalah
malam itu
tika pilu hinggap lagi di hati
buluh-buluh rindu berceracak
jiwa luka parah nan berdarah
tangisannya bergema
lirih merintih rayu merayu
buat kali terakhir
betapakah rindu yang kejam itu
telah membunuhnya...
No comments:
Post a Comment